Minggu, 13 Februari 2011

Hari Valentine, Hari Eksploitasi Cowok

Oleh: Profesor Cinta

Bukan! Prof bukan ingin membahas tentang sejarah hari Valentine, makna hari tersebut, indahnya saat kencan dengan si dia, dandanan kencan Valentine kamu, atau apa yang harus kamu lakukan untuk merebut hati si dia. Yang ingin Prof soroti adalah ketidakadilan terhadap cowok sebagai akibat dari keinginan cewek untuk diberikan perlakuan spesial. Kalau kamu cowok yang sudah punya pacar atau sedang mengejar si dia, silakan rayakan hari Valentine sebagai hari kamu menjadi objek eksploitasi cewek. Sebenarnya posisi cowok sebagai objek eksploitasi seperti ini bukan hanya terjadi pada hari Valentine, tetapi hari Valentine jelas-jelas membuat cewek-cewek pada umumnya merasa lebih berhak untuk menuntut sesuatu dari cowok-cowoknya.

Sebelum cewek-cewek yang nggak setuju dengan pendapat Prof protes, mari Prof katakan dulu hal berikut ini di muka. Kalau kamu bukan seorang cewek yang menantikan cowok kamu untuk melakukan suatu hal yang spesial bagi kamu di hari kasih sayang ini, kamu adalah cewek yang langka. Yang Prof bicarakan di sini adalah sifat cewek pada umumnya, dan kamu bukan tergolong cewek pada umumnya. Setiap generalisasi memiliki pengecualiannya masing-masing. Kalau kamu adalah salah seorang yang termasuk dalam pengecualian tersebut, baguslah. Prof angkat jempol untuk kamu, tapi harap jangan banjiri blog ini dengan pesan protes kamu.

Mengapa Prof memilih topik semacam ini untuk merusak suasana kasih sayang yang seharusnya dirayakan pada hari Valentine? Sebenarnya Prof sama sekali nggak bertujuan merusak hari Valentine kamu, tapi alasan-alasan bagi penulisan esai ini terlalu penting untuk dikesampingkan begitu saja seperti angin lalu.

Pertama, di jaman perekonomian susah seperti sekarang ini, bukankah sebaiknya kamu menggunakan sumber daya kamu (contoh yang paling nyata, uang) untuk keperluan-keperluan yang lebih penting? Kalaupun kamu nggak memiliki keperluan yang mendesak pada saat ini, menabung untuk masa depan jauh lebih penting daripada membeli hadiah atau bunga untuk si dia. Apa kamu sudah siap kalau sewaktu-waktu orang tua kamu jatuh sakit dan butuh biaya pengobatan? Apakah kamu sudah punya tabungan untuk membeli tempat tinggal (rumah, apartment, dan lain-lain) bagi kehidupan kamu dengan si dia? Apa kamu sudah mulai menyisihkan sedikit uang dari setiap gaji kamu untuk masa pensiunan kamu? Kalau kamu masih sekolah/kuliah, apakah kamu sudah menyiapkan biaya untuk membeli buku-buku pelajaran berikutnya? Bagaimana pula dengan kesiapan kamu untuk menghadapi situasi lapangan kerja yang semakin kompetitif, job security yang semakin menipis, dan masih banyak lagi? Seandainya kamu orang kaya, mungkin semua ini bukanlah problem yang memprihatinkan. Tapi masalahnya sebagian besar orang bukanlah orang kaya, dan persiapan yang berlebihan bukanlah hal yang buruk.

Kedua, bukankah melalui perjuangan orang-orang seperti Raden Ajeng Kartini, cewek-cewek menuntut agar posisinya DISAMAKAN dengan cowok? Sialnya, cewek-cewek yang nggak punya otak—menurut Prof, sebagian besar—menerjemahkan hal ini sebagai persamaan hak saja. Apakah mereka ingat tentang sisi sebaliknya yang disebut persamaan kewajiban? Mungkin saja, tapi pada umumnya cewek lebih memilih untuk mengabaikan persamaan kewajibannya dan bersikap pura-pura nggak sadar atau nggak tahu. Singkatnya, cewek hanya menginginkan hal-hal yang menguntungkan bagi cewek. Inilah sebabnya cewek menantikan cowok untuk memberikan sesuatu yang spesial bagi mereka pada hari Valentine, di samping hal-hal lainnya yang juga dinantikan oleh cewek dari cowok dalam 365 hari lainnya sepanjang tahun (366 hari pada tahun kabisat). Kalau kamu cowok, ingat tentang sekotak coklat dan setangkai/serangkai bunga yang dinantikan oleh cewek kamu? Itu belum semuanya! Bagaimana pula dengan dinner for two, karcis bioskop, hadiah kecil yang memorable (misalnya: aksesoris, cincin, kalung, anting, dan sebagainya), kartu Valentine raksasa yang harganya selangit, sebait puisi romantis yang kamu karang dengan membenturkan kepala kamu sampai geger otak, dan lain-lain? Di lain pihak, apakah balasan dari si dia setimpal dengan pengorbanan kamu? Mudah-mudahan saja, Prof harap!

Salah satu alasan bahwa citra cewek di dalam hati setiap cowok sebenarnya belum banyak berubah dari jaman dahulu adalah ketidakmauan cewek untuk diberikan kewajiban yang sama dengan cowok. Umumnya cewek ingin mendapatkan perlakuan spesial semata-mata HANYA KARENA MEREKA ADALAH CEWEK, dan dengan demikian, mereka merasa berhak menuntut cowok untuk bekerja lebih keras, berusaha lebih keras, membayar lebih mahal (atau lebih sering), menunggu lebih lama, mendapat bagian yang lebih kecil, berkorban lebih banyak, mengalah lebih banyak, belajar lebih ulet, dan seribu macam crap lainnya. Kalau kamu adalah seorang cewek, jangan marah dulu setelah membaca paragraf ini. Silakan mengingat siapa yang membayar pada ketiga kencan terakhir kamu. Ingat-ingat juga APA yang kamu tuntut dari cowok kamu untuk hari Valentine kali ini, dan bandingkan dengan tuntutannya. Bukti-buktinya ada di dalam sikap dan perilaku kamu sendiri sebagai cewek. Seandainya kamu nggak memiliki bukti yang kuat untuk membantah argumentasi di paragraf ini, sebaiknya kamu tutup mulut dan berhenti memprotes tentang citra yang diberikan oleh cowok terhadap cewek. Tindakan kamu sendiri dan rekan-rekan gold diggers lainnyalah yang menjadi penyebabnya.

Kalau kamu adalah pembaca cowok yang belum cukup berpengalaman dalam urusan kencan dengan cewek, mungkin kamu mulai protes bahwa Prof akan membuat kamu ditinggalkan atau diabaikan oleh cewek. Salah besar! Menurut pengalaman, pengamatan, dan penelitian Prof sendiri, cowok tipe nice guy yang mau saja dijadikan objek eksploitasi oleh cewek cenderung untuk diperlakukan seperti sebuah keset bagi kaki seorang cewek. Akhirnya cewek Akan kehilangan rasa hormatnya terhadap cowok goblok semacam ini, karena mereka mampu dikendalikan dan dimanfaatkan secara mudah dan murah.

Untuk praktisnya bagi cowok maupun cewek, ungkapan rasa sayang terhadap si dia di hari Valentine sebenarnya sudah cukup. Di balik acara, hadiah, dan berbagai macam hal lainnya yang berkaitan dengan hari Valentine, bukankah seharusnya pernyataan rasa sayang inilah yang penting? Ungkapan rasa sayang yang terdiri dari berbagai macam hal (acara, hadiah, kegiatan, dan sebagainya) seharga 500 ribu rupiah nggak ada bedanya dengan ungkapan rasa sayang dalam sehelai kartu Valentine seharga 500 rupiah. Sudah jelas cewek sulit menjatuhkan argumentasi ini dengan menggunakan logika, tetapi seringkali mereka tetap nggak mau mengerti.

Menurut Prof, yang sangat berarti pada hari Valentine adalah ungkapan rasa sayang yang disampaikan secara langsung dari mulut seseorang dan berharga nol rupiah (atau dollar, yen, Yuan, dan lain-lain). Secara pribadi, Prof nggak Akan menerima apapun yang kurang dari ini, dan cewek yang mau menjadi pacar Prof sebaiknya melupakan keinginan untuk menawar-nawar standar Prof ini. Percaya atau nggak, Prof bukanlah satu-satunya cowok yang mampu memiliki standar seperti ini tanpa dijauhi atau dibenci oleh seluruh cewek di dunia. Kalau kamu cowok, kamu pun dapat berada di posisi yang sama jika kamu menolak mentah-mentah untuk dijadikan objek eksploitasi cewek.

Cara cowok menunjukkan rasa sayangnya adalah dengan mengabaikan kesempatan untuk berkencan dengan cewek-cewek lain, menjalin hubungan hanya dengan seorang cewek, dan akhirnya melakukan APA SAJA yang penting bagi kelangsungan hubungan itu (terutama mencari nafkah). Ungkapan rasa sayang semacam ini sebenarnya sangat nyata bentuknya, tapi terkadang cewek menginginkan sesuatu yang lebih spesial sifatnya. Seringkali cowok nggak keberatan untuk mengabulkan keinginan tersebut dalam bentuk materi. Yang menjadi masalah adalah kecenderungan cewek untuk berpikir bahwa cowok nggak membutuhkan ungkapan rasa sayang semacam itu, dan ini jelas salah besar!

Dengan demikian, cewek yang belum mau mengungkapkan rasa sayangnya dengan sesuatu yang nyata seperti ini adalah cewek yang masih melirik ke kiri dan ke kanan untuk melihat kalau-kalau ada cowok lain yang lebih tampan, lebih kaya, lebih bergengsi, lebih wah, dan lebih-lebih lainnya.

Yang harus kamu beri pujian bukanlah cewek semacam itu, melainkan cewek seperti yang digambarkan oleh Jennifer Lopez dalam salah satu lagunya yang berjudul "My Love Don't Cost a Thing." Kalau kamu kurang fasih berbahasa Inggris, kira-kira terjemahannya berbunyi "Cintaku Tak Dikenakan Biaya."

Pada hari Valentine, berapa orang cewek yang menggebu-gebu dalam menyatakan kedalaman cintanya terhadap cowoknya seperti apa yang digambarkan oleh Jennifer Lopez di dalam lagu tersebut? Menurut Prof, sedikit sekali, dan jumlah cewek yang memiliki perilaku seperti ini semakin menurun saja di milenium ketiga ini. Semua orang pun tahu bahwa hari Valentine hanyalah memberikan lebih banyak alasan bagi cewek-cewek untuk bertingkah seperti jin di dalam botol yang digambarkan oleh Christina Aguilera dalam lagunya "Genie in a Bottle."

Jadi apakah cowok harus menghindari untuk mengeluarkan sepeser pun uang demi perayaan hari Valentine dengan cewek? Jawabannya tergantung dari status yang diberikan oleh cowok tersebut terhadap ceweknya. Menurut Prof, seandainya hubungan dengan si cewek hanyalah sebagai teman kencan, tentu saja sebaiknya cowok mengeluarkan sedikit mungkin uang, usaha, tenaga, dan waktu sehubungan dengan hari Valentine. Kalau bisa, Prof malah sarankan bagi cowok untuk nggak mengeluarkan apa pun juga.

Di lain pihak, Prof bukan menyarankan agar cowok yang serius dalam hubungannya dengan seorang cewek untuk menghambur-hamburkan uang, usaha, tenaga, dan waktu sehubungan dengan hari Valentine. Bila ada rencana untuk merayakan, sebaiknya perayaan tersebut dijalankan dengan cara sesederhana mungkin dan nggak berlebihan. Prof selalu mengusulkan untuk mengeluarkan pengorbanan sedikit-dikitnya dalam usaha mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Kalau kamu berpikir bahwa usul Prof ini hanyalah ditujukan demi keuntungan cowok, mungkin kamu perlu memperluas lagi pemikiran kamu. Percaya atau nggak, usul Prof ini akan membawa kebaikan bagi kedua belah pihak dalam jangka waktu panjang.

Bagaimana dengan cowok yang kurang beruntung nasibnya dan harus menghadapi cewek yang menodong macam-macam untuk hari Valentine (dan mungkin juga hari-hari spesial lainnya)? Solusinya dapat berupa tiga macam situasi.

Pertama, boleh saja mengorbankan usaha, modal, dan waktu yang cukup masuk akal; silakan pikir-pikir untuk mengikuti permainannya. Asalkan kamu memiliki alasan kuat bahwa kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan, selebihnya terserah kamu.

Kedua, kalau kemungkinan kamu untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan kecil sekali sementara si cewek memberikan ultimatum perpisahan/peperangan, sebaiknya kamu tolak mentah-mentah permintaannya. Kalau perlu, angkat kaki secepatnya dan angkat dagu setinggi mungkin ke udara. Senggak-nggaknya kamu bebas mencari cewek lain, dan kamu memperlihatkan bahwa kamu adalah cowok yang nggak bisa digertak-gertak dengan ancaman semacam itu.

Ketiga, segala sesuatunya bergantung pada keinginan kamu tanpa pengaruh dari siapapun juga. Inilah solusi ideal yang selalu Prof gunakan dalam hubungan-hubungan Prof dengan cewek-cewek Prof. Cowok yang menjelaskan hal ini mentah-mentah kepada ceweknya dari permulaan hubungan mereka nggak akan pusing menghadapi kedua situasi di atas, karena si cewek pun sudah tahu dari permulaan bahwa cowoknya bukanlah orang yang dapat dipermainkan dengan gertak sambal yang hanya bekerja bagi cowok-cowok pussy.

Akhirnya, kalau kamu cewek, apakah yang harus kamu lakukan seandainya cowok kamu menuntut sesuatu dari kamu? Nasihat yang akan Prof berikan bukanlah berasal dari Prof sendiri, melainkan dari ibu-ibu dan nenek-nenek yang telah makan asam dan garam kehidupan jauh lebih banyak daripada kamu. Menurut mereka, kalau yang diminta oleh seorang cowok adalah sesuatu yang wajar dan masuk akal, sebaiknya kamu memenuhi permintaan tersebut tanpa banyak protes.

Permintaan Prof (dan semua cowok seperti Prof) yang paling standar adalah, JANGAN HANYA PANDAI MEMINTA DAN MENUNTUT!
TERBARU!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...